Story cover for Sah! (PROSES TERBIT) by Rieuthuk
Sah! (PROSES TERBIT)
  • WpView
    Reads 420,121
  • WpVote
    Votes 1,223
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 420,121
  • WpVote
    Votes 1,223
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Mar 04, 2020
Rombongan dari keluarga pria mulai meninggalkan kediaman keluarga wanita. Hanya tinggal keluarga inti saja.

"Ya sudah Pak, Bu. Kami pamit dulu, semoga lekas jadi besan ya. Hehe. Assalamualaikum." Pria paruh baya yang dari pihak laki-laki pamit undur diri pada tuan rumah.

"Iya, hati-hati Pak, Bu. Aamiin. Wa'alaikumussalam." Sambut istri dari tuan rumah.

Mereka kembali masuk ke dalam rumah yang baru saja mengadakan lamaran putri bungsu mereka.

Wajah sumringah perempuan tadi berubah kecut. Kala melihat putrinya yang mengerucut seperti congor bebek.

"Dinda!" Teriak sang Ibu.

Dinda POV

"Dinda!" Teriakan melengking ibu mengagetkanku yang sedang meratapi nasib.

Ibu menghampiriku yang sedang duduk di sofa, berkacak pinggang dan bermuka garang. Sedangkan Bapak menyaksikan adegan bar-bar istrinya sambil tersenyum, tidak ada tanda-tanda mau membela. Apalagi dua Mas menyebalkan itu. Awas saja!

"Pokoknya Ibu nggak mau tau, kamu tidak boleh menolak perjodohan ini!" Tekan Ibu padaku.

"Nggak mau Bu." Kataku memelas, emohlah aku aja masih pengen kuliah.

"Nggak ada penolakan!" Tekan Ibu lagi dan pergi meninggalkanku sendiri dengan sepuluh ribu kumbang madu di kepala.

Pusing Mak! Aku belum pengen kawin!


Start: 04 Maret 2020
End: .....
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Sah! (PROSES TERBIT) to your library and receive updates
or
#114bapak
Content Guidelines
You may also like
Unplanned marriage by SiGanteng11
9 parts Complete
Revalda Riza Renata Ia anak perempuan yang dilahirkan dari keluarga yang humoris. Mempunyai dua kakak laki laki yang tingkat warasnya setengah. Garis takdir yang membuatnya dijodohkan oleh kedua orang tua nya. Lelaki itu bernama Abrar Narazka Pratama Lelaki romantis dan sangat perhatian, tapi semua itu berbeda ketika ia ditinggalkan menikah dengan calon istrinya. Ia menjadi sosok yang lebih pendiam, dingin, dan jutek. "Nata, Kamu udah punya pacar?" Tanya Papa yang mengagetkan Gue dengan pertanyaannya. Jujur aja Gue gugup plus malu juga ditanya begitu di depan orang orang. "Em. Belum Pa! Kenapa? " Jawab Gue jujur. Emang bener kan Gue jomblo. "Baguslah, kalau pun Kamu punya, Papa juga bakal nyuruh Kamu Putus! " ujar Papa ngebuat Gua tegang juga gugup. Karena gimana pun juga Gue kan lagi Naksir Mantan Kakak kelas Gue. "Ta... Papa mau Kamu Nikah sama Abrar!!" "Apaa! Maksudnya gimana Pa?" Gue bingung sama yang di maksud Papa. Gue sempet menatap bola mata Baban yang juga lagi menatap ke arah Gue. "Sttt. Terima aja udah, Doi ganteng loh, tajir lagi. Kalo Gua jadi lo si Gua mau. Sayang aja Gua batangan." bisik Bang Dion di telinga kiri Gue. Setan emang Abang Gua yang satu ini, mana bisik nya di sebelah kiri, cocok udah jadi iblis. "Mayan Ta. Bisa lu porotin, ntar kalo udah kawin lu bisa minta ice cream se-kamar. Apalagi kalo lu hamil minta ini anu itu diturutin. Udah sana kawin aja lu ama dia." set an satu lagi berbisik. Siapa lagi kalo bukan Kak Rico. Kawin Kawin dikira Gua kucing. Jangan kan mikirin proses bikin debay, mikirin nikahnya aja Gua ga mau. . . . Kepoo sama kisah selanjutnya??Kalo kepo langsung aja baca, siapa tau tertarik bagi kalian. Okee
Dear, Pak Dosen  by archaeopteryx_
22 parts Complete Mature
Rank #1 married-31/01/2019 Rank #1 lifestory-14/03/2019 Rank #1 ayah-08/04/2019 Rank #2 married-29/01/2019 Rank #2 mahasiswa-05/06/2019 Rank #3 marriage-15/04/2019 Rank #3 kehidupan-29/01/2019 Rank #3 keluarga-5/12/2019 Rank #3 kampus-19/03/2019 Rank #3 kuliah-15/04/2019 Rank #5 pernikahan-11/04/2019 Nara menggenggam secarik kertas dan melirik laki-laki itu sepintas, "Saya akan membacakan poin-poin yang harus Bapak patuhi. Poin pertama, jangan sentuh saya sampai saya wisuda. Saya tak ingin hamil sebelum lulus. Poin kedua, jangan menganggap pernikahan ini nyata. Jangan menganggap saya sebagai istri, sebenar-benarnya istri. Saya pun tak akan menganggap Bapak sebagai suami. Poin ketiga, jangan membebani saya dengan pekerjaan rumah tangga, saya tak suka. Poin keempat, Bapak bebas berpacaran dengan wanita lain yang Bapak cintai dan saya juga berhak jatuh cinta pada laki-laki lain, yang lebih muda dari Bapak tentunya. Poin kelima, Bapak jangan melarang saya bergaul dengan teman-teman dan beraktivitas di luar rumah, saya juga nggak akan melarang Bapak. Poin keenam, izinkan saya untuk menjadi diri saya sendiri. Poin ketujuh, kita akan tidur seranjang, tapi tolong jangan macam-macam sama saya." Nara menghela napas. Ada rasa lega yang seolah menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. "Boleh aku meminta sesuatu juga darimu?" Argan menatap wajah polos dan cute Nara begitu menelisik. "Aku nggak minta banyak. Cukup sayangi anakku. Minimal bacakan cerita sebelum dia tidur dan kecup keningnya. Itu saja." Argan menatapnya datar. Ia beranjak dan melangkah menuju kamar. Kisah pernikahan perjodohan dosen berusia 32 tahun Bintang Arganta Yudha dan mahasiswi berusia 19 tahun Chandragitha Nara dengan segala kisah yang mengaduk-aduk perasaan. Ini tentang cinta, keluarga, dan ketulusan. 6 Nov 2018--16 April 2019 @archaeopteryx_
You may also like
Slide 1 of 10
Suddenly Marriage cover
Unplanned marriage cover
Lelaki Pilihan (Selesai) cover
Kiblat Cinta ✓ cover
My Teacher Is My Love (REVISI) cover
Astagfirullah, Husband! [RE-UPLOAD] cover
Traces Of Marriage(END) cover
Dear, Pak Dosen  cover
MAS SUAMI (END) cover
The Somplak Wedding cover

Suddenly Marriage

64 parts Ongoing

"Mi, kemarin Pak Kades dan istrinya datang ke rumah. Dia ingin meminang kamu untuk menjadi istri anaknya," ucap Mama yang membuatku seketika langsung menghentikan kunyahan. "Mama kalau bercanda jangan pas lagi makan dong, nggak lucu kalau tiba-tiba aku tersedak terus meninggal," ucapku sambil tertawa. "Mama serius." Aku langsung melihat wajah mamaku, dari matanya aku bisa melihat keseriusan. Mendadak aku jadi merinding. "Jangan bercanda mulu dong, Ma, mana mungkin Pak Kades tiba-tiba melamar aku buat anaknya. Lagian aku nggak kenal sama anaknya Pak Kades," ucapku masih menyangkal kalau yang mamaku katakan bukanlah candaan. "Mama nggak lagi bercanda, Mi, Mama serius." Tenggorokanku serasa tercekat ketika mendengar perkataan Mama, "Ma, jadi ini serius?" Mama mengangguk dan itu membuat tubuhku seketika melemas. "Apa ini alasan Mama minta aku cepat-cepat pulang?" tanyaku yang dibalas anggukan oleh Mama. "Terus Mama jawab apa? Mama nolak 'kan?" tanyaku mulai was-was. "Ayah kamu sudah menerima, katanya nggak enak menolak tawaran Pak Kades. Kapan lagi 'kan kita bisa besanan sama orang terpandang?" Rahangku hampir saja lepas dari tempatnya saat mendengar jawaban Mama. "Nanti malam Pak Kades datang lagi ke sini sekalian bawa anaknya, mereka mau melamar kamu secara resmi." Aku semakin gila setelah mendengar sambungan perkataan Mama.