Memoar kenangan kembali menyeruduk ketenangan Dira. Segelintir pertanyaan berkecamuk di pikirannya. Seseorang yang menjadi alasannya menyukai keindahan sawah. Bahkan, hingga saat ini Dira tak bisa berpaling dari tempat seluas 4x4 meter persegi tersebut. Menghabiskan waktu di sana membuatnya tenang, bukan dengan mengingat sesosok orang itu, melainkan menikmati keindahan Sang Pencipta kehidupan. Dira tak pernah berpikir untuk jatuh cinta lagi. Ia membebaskan dirinya untuk berkelana sendiri, tanpa melibatkan hati. Dira tak ingin mengulang sakit hati. Tapi, apakah keadaan akan selalu sinkron dengan keinginan Dira? Ia bukan Tuhan, dan Dira juga tidak tahu apa takdir pilihan Sang Penguasa. Skenario yang menakjubkan. Tak pernah terlintas di benak Dira.