Match Made in Heaven
  • Reads 44
  • Votes 5
  • Parts 1
  • Reads 44
  • Votes 5
  • Parts 1
Complete, First published Mar 05, 2020
Sering dikira kembar, tapi bukan.
Nayoung dan Youngmin dekat seperti jantung, tetapi juga jauh seperti mata kaki.

Yang mereka tidak tahu, takdir juga mainnya nggak jauh-jauh. Kemarin bilang benci, besoknya resmi jadi suami istri.


[Spin-off of You, Who?]
All Rights Reserved
Table of contents

1 part

Sign up to add Match Made in Heaven to your library and receive updates
or
#99youngmin
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
The Qonsequences cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Fiction -sungjake✔ cover
Kesayangan Bunda cover
Kisah Tak Sempurna cover
After Graduation cover
Rafa [End💗] cover
Little Dumplings cover
Dosa Ku cover

𝐒oerabaja, 1730

38 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias tersenyum angkuh. *** Peringatan : romansa gelap, dewasa, mengandung adegan yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.