"Mas Abi, malam ini sepertinya sama saja seperti malam-malam kemarin."
"Kenapa? Kan, sudah punya suami, kok masih sama?"
"Suamiku sama saja seperti Abah, suka ceramah ...."
"Sabar Umi, Mas Abi, kan, bukan malaikat? Umi, kan, juga bukan malaikat ...."
"Benar Mas Abi, kita memang bukan sepasang malaikat, aku mengerti. Kita tidur saja, Mas. Nanti, kan, harus Tahajud."
Umi meraih bantalnya. Kulihat dia memejamkan mata. Wajahnya yang mulus begitu berseri. Namun, kala ini rona wajahnya telah hilang.
"Ah, maafkan aku Umi, bukan aku bermaksud cuek padamu, tapi seperti ini adalah caraku menepis rasa gugup, atas tanggung jawab baru yang harus ku emban."
Demikian bisik hatiku, semoga Umi juga memahamiku.
"Umi ...."
Kucoba untuk menegurnya. Tapi Umi sepertinya sudah tidur. Nafasnya begitu teratur. Kudekati dia lalu menutupi tubuhnya dengan selimut. Kemudian aku memberanikan diri memeluk erat tubuhnya.
Catalina adalah seorang gadis cantik yang sudah meninggal di dunia nyata. Tubuhnya mungkin sudah dikuburkan di dalam tanah, namun jiwanya berkeliaran di dunia paralel untuk menyelesaikan misi dari sistem.
'Misi Membahagiakan Antagonis' adalah tujuannya di setiap dunia. Apapun caranya, Catalina harus bisa membahagiakan sang antagonis yang selalu berakhir buruk.
...
Btw cerita ini kecil kemungkinan ada konfliknya, soalnya males mikirin konflik. Bagi yang gak suka, bisa langsung skip aja.
Cerita ini hanya untuk orang yang tak suka konflik .
Mengandung adegan skinsip , pelukan , kissing dan adegan tak pantas, mohon pikirkan kembali bila ingin membaca cerita ini.
sebelum membaca , jangan lupa follow akun authornya