Dimanakah rasa sakit hati itu? semuanya hilang dalam sekejap mata. Mengapa Mely seakan melupakan kebenciannya pada Diwa? bahkan Mely seolah lupa bahwa ribuan janji yang telah terpatri di hatinya, kini harus dia hianati. Mely yang dulu membenci Diwa mati matian kini dia malah kalah dengan perasaannya yang tak bisa luntur oleh sapuan air hujan dan badai yang sempat melemparkan harapan harapan semunya kepada Diwa. faktor apakah yang menjadikan Mely bertekuk lutut kembali di hadapan makhluk sombong macam Diwa? yuksss,,,baca ceritanya....