[END!]
Namanya Arga Elvio Fernando, cowok ini memiliki darah Indonesia-Spanyol. Tubuh tinggi besar dengan mata tajam dan juga wajah tampan dimiliki oleh Arga. Sedari kecil Arga memang sudah memiliki banyak bakat, seiring berjalannya waktu bakatnya makin bertambah saja.
Hal yang akan orang lain ingat dari nama Arga selain tampan yaitu pintar. Tak hanya di bidang akademik saja, melainkan beberapa bidang lainnya. Entah itu memang menurun dari orang tuanya, ataupun malah memang dimilikinya begitu saja.
Cowok penyuka cahaya Aurora ini tidak begitu dekat dengan perempuan, meskipun hanya sebatas teman saja. Tapi entah keajaiban atau pun apa, si pintar Arga ini bisa mendapatkan pacar cantik dan pintar sama seperti dirinya.
"Suka sama dia? Rasanya aneh," ucap Arga ketika mengingat gadis itu.
"Saingan? Sangat menarik." Arga menarik sudut bibirnya.
Arga kira semuanya akan berjalan sesuai dengan yang ia inginkan, ternyata salah besar. Masa lalu dan kisah hidup pacarnya itu sangat mengejutkan dirinya, ia tak menyangka semua masalah pelik itu menyangkut hubungannya dengan pacarnya juga.
Sebenarnya siapa pacar Arga? Bagaimana kisah mereka berdua? Apa saja masalah yang mereka hadapi? Apakah mereka berdua akan selalu bersama atau malah hubungan mereka hanya sekedar pelengkap masa SMA?
Arga yang tak seberuntung anak lain masih bisa bersyukur, setidaknya masih ada orang lain yang membuatnya bahagia walau bukan dari keluarga lengkapnya.
"Sahabat sama dia aja udah cukup bikin gue jadi orang normal yang bisa rasain apa itu kata nyaman dan bahagia."
"Jangan lihat gue dari satu sisi doang bro, lo harus lihat sisi yang lain biar lo nggak lihat gue sebelah mata aja." -Arga Elvio Fernando.
..........
(Part acak. Jadi, telitilah dalam membaca.)
Dua pejuang terkuat adalah kesabaran dan waktu.
****
Banyak orang atau bahkan kalian sendiri pernah mengatakan bahwa luka akan sembuh seiring dengan berjalanya waktu, nyatanya waktu tak benar-benar berpengaruh dalam penyembuhan luka.
Ada hal-hal yang tidak sembuh meski waktu berlalu.
Di balik pertemuan dengan kedua geng Renoir dan rivalnya Otakata. Siapa sangka, waktu ternyata telah merencanakan semuanya. Rahasia masa kecil yang selama ini di cari ternyata berhubungan dengan kedua geng tersebut. Tak tanggung-tanggung hal yang mereka berikan, bahkan memikirkannya saja membuat Ola kembali merasakan luka tak kasat mata itu. Sangat menyesahkan dada.
Belum lagi orang tua yang menuntut balas budi atas apa yang dilakukan untuk menyelamatkan anaknya dan, mereka yang lebih mementingkan harta ketimbang keharmonisan keluarga. Benar-benar miris. Bagaimana bisa mereka saling berlomba untuk kebahagiaan sesaat tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya.
"Katamu, makin menyayangi seseorang kau semakin ingin bersembunyi. Aku rasa, aku memahaminya sekarang, itu sebabnya aku menyesal. Aku menyesal tidak memahamimu dengan baik dan kehilanganmu."
"Maafkan aku," ujar orang itu dengan serak. Matanya memanas melihat apa yang terjadi tanpa tahu harus melakukan apa pada semua hal yang telah termakan waktu.