Inggit Arum Priyanti itu perempuan ceroboh, teledor, anaknya jahil dan nggak bisa diam sekadar lima menit saja.
Itu dulu, sebelum Inggit menemukan anak manusia yang masih bergelimang darah di tempat sampah dekat indekosnya. Inggit mampu mengubah kebiasaan buruknya. Walau acap kali ia sering menangisi takdir sang bayi.
Perlahan kejadian mengerikan mulai mendatangi Inggit, menjadi buah bibir juga gunjingan para tetangga, hampir di usir dari keluarga, hingga di suruh resign oleh bosnya.
Jadi, Inggit harus bagaimana?
Menuruti hati kecilnya untuk tetap mempertahankan bayi ini dan mengorbankan masa depannya? Harus menuruti keinginan keluarga yang menyuruh ia memberikan bayi ini ke panti asuhan? Atau pilihan terburuk lainnya, apa ia harus membuang bayi ini?
¤¤¤¤¤
Genre: General Fiction (Fiksi umum)
Rank #3 di Chicklit (gatau dari tanggal berapa karena gak buka wp wkwk yg jelas sampe tanggal 04 Februari 2022 masih nangkring di rank 3)
📝LAGI SLOW UPDATE GAES:(
Cover by: Canva
Start: 090320
Publish: 090320
End: -
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.