Di siang terik itu mengapa kau pergi bersembunyi, walau itu demi mencegah perpisahan kita tapi tetap saja kau tak boleh membuat khawatir orangtuamu. Hati ini memang menolak untuk membantu mencarimu tapi aku harus percaya bahwa takdir akan mempersatukan kita kembali, semua tempat telah kususuri tapi tetap kau tak ada disana. Setelah kepala ini mengingat tempat yang pernah kita kunjungi bersama dan pikiranku tertuju pada tempat itu, tempat dimana para ikan menari-nari.
"Kamu kok kesini, kamu dicariin bundamu loh."
"Bunda ga sayang sama aku, dia hanya peduli sama karirnya."
"Ayo kita kerumahku aja, disana kita bisa sembunyi."
Walau aku tahu pasti berat kau pergi kesana, tapi maaf aku harus berkhianat padamu. Walau sedih akan datang menjajahku, tapi itu akan lebih baik daripada memisahkan seorang ibu dan anaknya. Walau aku akan berpisah padamu, tapi takdir pasti akan mengembalikan kau lagi disisi ini.
Kalimat perpisahan penuh air mata pun terucap, semua memanglah salahku maka suatu saat nanti kau pantas menyalahkanku.
~ Story by Raihana
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-