Tidak ada yang tidak mengenal sosok Jung Yunho saat ini. Seorang pendiri sekaligus CEO dari Bigeast Corporation, perusahaan teknologi ternama di Korea Selatan diusianya yang masih 37 tahun. Namun siapa sangka, dibalik kesuksesannya, Yunho, ーbegitu sapaan lelaki tersebut, memendam kesepian yang sangat dalam. Ia kehilangan Kim Jaejoong, istri dan ibu dari kedua anaknya 10 tahun lalu dalam sebuah kecelakaan tragis yang menyebabkan putra bungsunya, Jung Jaehyun di diagnosis mengalami Post Traumatic Disorder (PTSD).
Jaehyun yang di diagnosis mengalami PTSD saat berusia 4 tahun, sering berpindah - pindah sekolah karena gangguan trauma dan halusinansi yang sering dialaminya. Bahkan hingga kini ia meyakini bahwa ibunya, Jaejoong, masih hidup lewat bayang - bayang dan suara mimpi yang kerap datang di setiap tidurnya.
Lewat ide gila yang ia susun, ia pun akhirnya pergi bersama kakaknya, Jung Seulgi, dengan cara keduanya kabur dari hotel ketika menghadiri acara rekan bisnis ayah mereka di Busan ke sebuah tempat dimana misterius di tepi laut Jaejoong dinyatakan meninggal dunia untuk mencari jejak - jejak yang mungkin ditinggalkan Jaejoong seperti dalam mimpinya.
Benarkah dugaan Jaehyun? Atau itu hanya khayalannya saja?
A YUNJAE FANFICTION BY CACA
"Amaranths"
Genre : Fantasy, Drama
Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, Jung Jaehyun, Kang Seulgi, etc.
Rated : M (18+)
Warning : MPREG, this story contains LGBT content, mature and strong language
Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput.
"Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah.
"Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin.
'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.