Kisah dimulai ketika datang seorang anak baru bernama Firha. Ia memiliki kakak perempuan yang bersekolah di pondok pesantren, namanya Alya. Mereka berasal dari seberang Pulau Jawa, sehingga Firha hanya tinggal berdua saja dengan ibunya.
Kedatangam Firha memberi aura baru di kelas IV A. Pembawaannya yang pemalu namun berwajah menarik dan cukup cerdas, sehingga banyak teman menyukainya.
Berbagai kejadian, membuat Firha kemudian bersahabat dengan Irul, Ipul, Wawan dan Ican. Kelima siswa sekolah dasar tersebut memiliki karakter serta latar belakang status sosial yang berbeda. Firha dengan keluguan dan sifatnya yang apa adanya, seolah menjadi perekat diantara ke empat temannya.
Berbagai kejadian sehari-hari seputar kegiatan di sekolah, membuat kelima sahabat ini menjadi lebih kompak. Di tambah dengan tingkah pola teman-teman sekelas, ada saja kejadian seru di kelas mereka.
Puncaknya adalah ketika akan diselenggarakan kegiatan yang dberi nama Pekan Silaturrahmi. Pada acara ini, kelima sahabat tersebut menunjukkan kebolehan mereka. Meski awalnya sempat ada yang menentang. Tetapi, berkat perjuangam sang walikelas, Kepala Sekolah mengijinkan mereka tampil. Bahkan, menjadi pengisi acara puncak di kegiatan tahunan tersebut.
***
Mohon maaf cerita ini sudah terbit dalam bentuk buku sehingga tidak sampai tamat di sini.
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.