"Aku akan selalu menjadi nomor satu di hati Papa, Ma. Untuk itu, aku akan mengalahkan adikku dengan telak. Lalu aku akan meminta Papa untuk tidak memukul Mama," Vano berlutut lalu memeluk Mamanya. Aku berderai air mata. Siapa yang mengatakan akan menjagaku dari pukulan Mama? Lalu siapa yang mengatakan akan menjatuhkanku hanya karena ego mereka? Dadaku sesak. Tangisku tertahan di tenggorokkan. Aku hanya bisa berteriak dalam kepala. Senandika. Ini bukanlah sebuah drama. Melainkan sebatas cengkrama.All Rights Reserved
1 part