D e r a j a t 1 8 0

Reads 247
Votes 43
Parts 11

Reads 247
Votes 43
Parts 11

"Kamu tahu titik terendah Bumi?"
    
    "Hm ... sekitar 5.000 kilometer?"
    
    "Bahkan lebih dari 10.000 kilometer. Dan kamu tahu siapa pemilik titik serendah itu?"
    
    "Semua orang tahu jawabannya. Palung Mariana, bukan?"
    
    Pemilik kedua kornea hitam pekat itu mengangguk. Ia tersenyum berarti.
    
    "Dan aku butuh lebih dari satu juta kilometer agar kamu bisa jatuh padaku." 
    
    Sedangkan, pemilik kedua kornea cokelat mengulum senyum kecilnya dan menatap lurus-lurus kedua kornea pekat dihadapannya.
    
    "Dan apa kamu tahu Tuhan menciptakan ini semua berpasangan?" 
    
    Pemilik kornea pekat itu mengangguk antusias, ia merasa permintaannya akan dikabulkan.
    
    "Bumi dengan Langit. Bulan dengan Matahari. Adam dengan Hawa.." pemilik kornea cokelat itu menjeda kalimatnya. 
    
    "Namun kita seperti Palung Mariana dengan Gunung Everest. Tercipta untuk tidak bersama.
    
    Antara kamu yang begitu baik, dengan aku yang begitu buruk.
    
    Seperti Kutub Utara dan Kutub Selatan, dipisahkan Takdir, yang tidak akan pernah bisa bersama."
    
    ➖
    
    #2 in Derajat (22/4/2020)
    #1 in Derajat (3/5/2020)All Rights Reserved

airmata aksan ara badboy cinta cintasegitiga derajat friendzone penyesalan puisi puitis raisya raka remaja romansa sad sahabat sma teenfic

Table of contents

"Kamu tahu titik terendah Bumi?"
    
    "Hm ... sekitar 5.000 kilometer?"
    
    "Bahkan lebih dari 10.000 kilometer. Dan kamu tahu siapa pemilik titik serendah itu?"
    
    "Semua orang tahu jawabannya. Palung Mariana, bukan?"
    
    Pemilik kedua kornea hitam pekat itu mengangguk. Ia tersenyum berarti.
    
    "Dan aku butuh lebih dari satu juta kilometer agar kamu bisa jatuh padaku." 
    
    Sedangkan, pemilik kedua kornea cokelat mengulum senyum kecilnya dan menatap lurus-lurus kedua kornea pekat dihadapannya.
    
    "Dan apa kamu tahu Tuhan menciptakan ini semua berpasangan?" 
    
    Pemilik kornea pekat itu mengangguk antusias, ia merasa permintaannya akan dikabulkan.
    
    "Bumi dengan Langit. Bulan dengan Matahari. Adam dengan Hawa.." pemilik kornea cokelat itu menjeda kalimatnya. 
    
    "Namun kita seperti Palung Mariana dengan Gunung Everest. Tercipta untuk tidak bersama.
    
    Antara kamu yang begitu baik, dengan aku yang begitu buruk.
    
    Seperti Kutub Utara dan Kutub Selatan, dipisahkan Takdir, yang tidak akan pernah bisa bersama."
    
    ➖
    
    #2 in Derajat (22/4/2020)
    #1 in Derajat (3/5/2020)

11 parts