Dalam pikiran seorang Kusmini, yang telah terbaring di ICU, ingatannya memutar segala macam kenangan semenjak dirinya masih usia belia, bersama adik lelakinya, Satyo. Satyo telah meninggal terlebih dahulu, sementara Kusmini kini mengalami stroke yang membuatnya tak bisa berbicara. Kemudian, Kusmini yang telah mendekam selama sebulan di ruang ICU pun mengenang masa-masa muda dirinya bersama Satyo, yang kemudian diabadikan oleh anaknya, Rosetya. Salah satu kenangan yang sulit dilupakan Kusmini, adalah ketika Satyo yang telah uzur dikebumikan dengan iringan tembakan salvo.