WINGS OF SPRING DAY || JJK
  • Reads 368
  • Votes 59
  • Parts 8
  • Reads 368
  • Votes 59
  • Parts 8
Ongoing, First published Mar 19, 2020
"Kau tidak akan pergi dariku walaupun begitu besarnya rasa bencimu padaku." ujar Jeon Jungkook.
"Kenapa dia begitu menyebalkan, kelakuannya dingin namun banyak tingkah." ucap Yoon Eunhee dalam hati dan pergi meninggalkan Jeon Jungkook.

Jeon Jungkook adalah pria yang dikenal sebagai seorang badboy yang dingin dan angkuh. Namun dibalik keangkuhannya, ada sifat lembut yang tidak pernah terlihat. 
Musim semi mempertemukan Jeon Jungkook dengan Yoon Eunhee, gadis yang polos dan cuek.
Musim semi adalah kunci dari segala kebenaran yang dicari.

Dua pasang sayap yang saling mencari ke segala arah,
"Kaulah sayap musim semiku, Yoon Eunhee..." Jungkook dalam senyumannya.
All Rights Reserved
Sign up to add WINGS OF SPRING DAY || JJK to your library and receive updates
or
#120fanfictionindonesia
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
Fiction -sungjake✔ cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
Kesayangan Bunda cover
Kisah Tak Sempurna cover
After Graduation cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.