Kenanga dan Risyad tahu bahwa pernikahan mereka adalah mengenai kebahagiaan orangtua mereka. Bukan cuma mengenai balas budi, tapi juga menyelesaikan tugas sebagai anak yang sudah habis masa bebasnya. Ketika keduanya memilih tinggal dalam ikatan pernikahan, semuanya hambar karena mereka hanya sekedar hidup bersama. Hingga satu persatu masalah datang dan membuat mereka mempertanyakan apa yang mereka inginkan dari pernikahan ini. Mereka saling menyadari bahwa ada perasaan yang terabaikan selama ini, yakni perasaan mereka sendiri.