Story cover for Cinta di langit pesantren by NurulAeni961
Cinta di langit pesantren
  • WpView
    Reads 5,945
  • WpVote
    Votes 569
  • WpPart
    Parts 21
  • WpView
    Reads 5,945
  • WpVote
    Votes 569
  • WpPart
    Parts 21
Complete, First published Mar 23, 2020
"kau tau ketika gelapnya malam                     
menutupi indahnya ketengan sinar Surya
kami di sedang menulis kisah kami 
dipondok ini.
kami torehkan pengalaman baru di hidup kami
layaknya menodai sebuah kertas dengan tinta pena."


Saya adalah seorang santriwati di pondok pesantren Aliyah di Yogyakarta. Nama saya Ananda Nahdah Arini. Saya masuk ke pesantren ini di ketika saya menginjak masa Putih abu-abu. Bagi sebagian orang Masa Putih abu-abu ini adalah hal yang terindah. Namun, keinginan Ummi dan Abiku untuk memasukkan saya ke Pondok Pesantren Aliyah bertandakan Salafiyah ini sangatlah besar. sehingga tidak bisa ku tolak lagi. Namun karena itu juga.........


happy reading
All Rights Reserved
Sign up to add Cinta di langit pesantren to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
Putih (Catatan Walisantri & Santriwati Alumni Pondok Pesantren Gontor by AiYasmina
20 parts Ongoing
Keluarga dengan 7 anak yang berbeda karakter. Dari si sulung yang tinggi bak tiang listrik, tak banyak bicara, tapi suka menganggap dirinya keren, anak kedua yang pandai kali bicara, banyak kawan, semua sudut kota sudah ia jelajahi, ketiga yang paling bandel, banyak idenya, tapi paling bersih dan rapi dari semua saudara perempuannya, keempat yang paling pendiam seribu bahasa, bisa bertahan di kamar seorang diri selama satu pekan bermodal handphonenya, si kelima, si ketua kelas tiap tahun, paling sat set, tanggap dengan banyak peluang mencari uang dari sudut pasar manapun, si keenam halus bahasa jawanya, sulit senyum lemahnya, akhir-akhir ini suka sekali selfie dengan ponsel barunya, paling bontot, anak kesayangan ibu, karena ia lahir dengan pengasuhan ibu, apakah bapak sudah tiada? masih. Tapi, hanya ia, satu-satunya anak di keluarga kami yang belum pernah keliling kota bersepeda ria dengan bapak, dan satu-satunya anak di keluarga kami yang tidak pernah absen sholat shubuh jamaah di masjid, semenjak ia bisa menggunakan sarung sendiri Buku ini, kumpulan kisah dari alumni santriwati Pondok Pesantren di Jawa Timur. Pondok Modern Darussalam Gontor. Pondok Pesantren yang telah berdiri sekian tahun. Kami bukan keluarga dengan darah biru, keluarga biasa (bahkan terbilang miskin dalam status kelurahan) dengan bapak pensiunan wiraswasta usaha sewa buku, ibu dengan dagangan bubur bayi dan ayam tiap pagi. Bapak selalu mengulang nasihatnya, tak meminta kami menjadi kaya raya, bapak hanya meminta kami selalu menjaga persaudaraan, senantiasa di jalan pendidikan, bagaimanapun caranya, jangan jauh dari ilmu. Ketika sampai di pencarianmu, semoga kamu berhenti sejenak, ada banyak kisah mengharu biru disini, bukan membuatmu menangis. Tapi, mengajakmu bahwa, banyak kebaikan dan keajaiban manusia di alam raya. Ayo, kita rayakan bersama
You may also like
Slide 1 of 8
MENDADAK JADI SANTRI cover
about Raya (Segera Terbit)  cover
jodoh Takan kemana  cover
Putih (Catatan Walisantri & Santriwati Alumni Pondok Pesantren Gontor cover
Dear K̶a̶n̶g̶ Santri cover
Assalamualaikum, Hana! [Terbit] cover
Pemilik Mata Teduh cover
Story Love  Of Aisyah Guz Adnan🍁 ( Slow update) cover

MENDADAK JADI SANTRI

6 parts Ongoing

Gue Masuk Pesantren? Sebenernya, gue nggak tahu kenapa Mami masukin gue ke pesantren. Katanya sih, biar gue jadi lebih sholeh dan nggak ikut tawuran lagi. Gue sama sekali nggak tahu apa yang harus gue lakuin di sini. Yang gue bayangin tentang pesantren cuma satu: ngaji, ngaji, dan ngaji. "Pesantren tuh tempat yang kayak gimana, sih?"_ Jarvis "Pesantren itu tempat buat belajar ilmu agama lebih dalam." Dan di sinilah gue sekarang, belajar agama di pesantren. Ada banyak ilmu yang harus gue pelajari, bahkan saking banyaknya, kepala gue rasanya mau meledak karena hafalan yang nggak ada habisnya. "Ini cara bacanya gimana? Kok hurufnya begini?"_Jarvis "Lihat, di sini ada mad, jadi bacanya harus panjang." "Ai kamu nggak merhatiin yang kemarin aku jelasin?"