"Dia sudah menjadi bagian dari cerita hidupku." Febri mulai membuka perbincangan. "Lalu?" Febri tersenyum rilih. Semacam kehilangan kata untuk menceritakan semua. Aldhi pun menatap dengan pasat, kemudian berkata. "Bolehkah aku yang menggantikan posisi pria itu?" Febri tidak pernah menduga bila Aldhi akan mengatakan kalimat tersebut. Seseorang yang ia dambakan tidak akan pernah menjadi kenyataan. Semua terasa sulit diterima. Ternyata perasaan yang ia pendam begitu lama tidak akan pernah terikat dengan kata. Namun bila ia melangkah jauh dari zona yang ditentukan, apakah mungkin hubungan mereka dapat disatukan?