"Sayang, ini kopimu."
Aku menoleh, mendapati seorang wanita cantik yang familiar. Dia adalah istriku semenjak dua bulan lalu.
Aku menyambutnya dengan senyuman. Meraih kopi yang masih mengepulkan asap dengan kedua tangan. Candu, aku bahkan berpikir tujuanku bekerja seharian hanya untuk menikmati kopi buatannya sore-sore begini.
"Enak, seperti biasanya." komentarku, kemudian meletakkan gelas tersebut di atas meja.
Aku merengkuh pinggangnya, membawa dia ke pangkuanku. Mengunci pergerakannya dalam lingkaran tanganku.
"Mas, lepas! Tidak enak kalau sampai dilihat tetangga!"
"Aku justru khawatir mereka tidak lagi mensyukuri kehidupannya setelah melihat kita."
Jadi, biar kuceritakan bagaimana aku mengenalnya, bagaimana dia telah berkontribusi banyak dalam keseluruhan kisahku dan berakhir pada kami yang bersatu dalam ikatan rumah tangga.