Mereka bilang jangan pernah takut terluka, karena saat kamu memilih cinta kamu juga sedang berkenalan dengan luka. bagaimana jika bukan luka yang kau rasakan, tapi kebahagiaan? bagaimana jika kau mencintai satu warna tapi menyukai pelangi setelah hujan? bukankan tangis dan bahagia datangnya beriringan? atau bagaimana jika yang kau rasa bukanlah cinta, tapi hampa? dapatkan kamu menikmati senja jika kamu menutup mata mu? atau bisakah kamu berlari, jika sedang di tengah lautan? maaf., terlalu banyak pertanyaanku, terlalu banyak hayalanku, terlalu sempit imajinasiku, sampai aku lupa bahwa ada harapan yang sedang melambai, kemudian mengajakku berdamai. tidak ada yang perlu disesali, hidup hanya sekali, menyukai bisa berkali-kali.. dan patahati bisa beribu kali. jika hari ini tidak secerah kemarin, nantikan esok untuk hari yang lebih cerah.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan