My Enemy... °°97Line
  • Reads 1,220
  • Votes 68
  • Parts 2
  • Reads 1,220
  • Votes 68
  • Parts 2
Ongoing, First published Mar 28, 2020
Kebayang gak sih kalo setiap hari kena masalah cuma gara gara berantem sama temen sekelas sendiri

Udah kaya kebun binatang kalo di kata anak sebelah mah, apa lagi kalo guru gak ada pasti ada aja yang buat ulah gak perempuan gak laki laki sebelas dua belas

"Ngapain lo disini minggat gak"

"Heh bambank, nyantuy dong, gw juga gak betah di sini!!"

/ / /

"Woy cabe!"

"Dih sirik aje triplek"

"Kurang ajar lo!!"

kira kira kapan mereka bisa akur
All Rights Reserved
Sign up to add My Enemy... °°97Line to your library and receive updates
or
#38897l
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
antagonis wife [PO] cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
He Fell First and She Never Fell? cover
BABY CHANIE cover
Choose Family  cover
After Graduation cover
The Best Of Miracle cover
Stars Behind the Darkness 2 cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.