Dhatu Bhanurasmi (24) mencintai pekerjaannya sebagai copywriter layaknya ia mencintai aktivitas rebahan di akhir pekan. Apa pun tentang menulis, ia senang melakukannya. Bahkan di sela-sela akhir pekan dan rebahan pun ia menulis. Novel romansa menjadi titik dari perjalanannya menjadi seorang penulis buku yang dikenal karena pengharapan dan cinta yang ia sebarkan. Namun, menjadi full-time writer bukan cita-citanya. Cita-citanya adalah punya uang banyak dan hidup bahagia.
Sama dengan cita-cita cintanya. Ia ingin hidup bahagia bersama pria yang ia cintai. Namun dalam hal mencintai, tak pernah semudah membalikkan bakwan di wajan. Ya, walau sulit juga sih kalau bakwannya lengket terus minyaknya terciprat ke wajah.
Bukan masalah soal kriteria, tapi tentang siapa yang mencintai dirinya. Yang pasti, Dhatu hanya ingin bersama pria yang ia cintai. Meski harus merahasiakan diri, meski harus memendam dalam hati, meski harus menulis setiap hari, ia tetap ingin bersama yang ia cintai. Sambil berharap ada dia yang juga sama mencintainya.
Ya, dia menulis.
Ada berlembar-lembar kartu pos ia tulis untuk pria yang ia cintai. Walau tak pernah ia kirimkan dan hanya menumpuk dalam kotak di samping kamarnya yang temaram. Namun hatinya berharap, suatu saat mampu ia sampaikan. Suatu saat, hatinya tak ragu untuk mengungkapkan.
As Dallas and Drayton navigate life in the spotlight, Spencer is navigating intense feelings for Nathan - her best friend's brother.
*****
Dallas and Drayton are planning their wedding, talking babies and learning how to navigate life in LA now that Drayton is a hotshot football player in the big leagues. Meanwhile, Spencer and Nathan are back at home in Colorado, coming to terms with their feelings for one another and learning how to co-parent with Grayson, the father of Spencer's daughter. Will the realities of adult life strengthen them - or will their relationships break?
[Sequel to The QB Bad Boy and Me]
[[word count: 150,000-200,000 words]]