Mereka membuangku..
Mereka menjadikanku layaknya sampah..
Mereka menjadikan ku seperti barang yang sudah tidak terpakai
Aku, Viona Natalia, menjalani segala hari hari ku dengan penuh perjuangan. Suka dan duka aku jalani sendiri
aku merasakan pahitnya dunia ini
Mereka menghinaku
Mengesampingkan ku
Mereka berperilaku kejam terhadapku tanpa ada rasa belas kasihan
Beberapa orang yang peduli terhadapku, semoga Yang Maha Kuasa membalas kebaikan mereka
Dunia ini memang kejam. Mereka menilai seseorang Hanya pada awalnya, begitu mereka tau akhirnya, aku yakin mereka akan menarik pemikiran bodoh mereka pada awal pertemuan
Aku tidak akan menyerah menggapai mimpiku.
Aku akan membuktikan ke mereka, orang sepertiku juga bisa melebihi mereka.
Aku berjanji akan membuat mereka menyesal
Aku berjanji akan membuat mereka mengakuiku kembali, membuat mereka memohon kepadaku untuk kembali kepada mereka
"Resusitasi adalah prosedur medis darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang saat pernapasan atau jantungnya berhenti. Lakukan dengan segera dengan Posisi tangan harus pas hingga proses kompresi jantung bisa maksimal. Tapi tentunya akan ada efek samping, salah satunya patah tulang."
Satu bait penjelasan medis yang malah membuat mata dr. Adis berkaca-kaca ingin menangis. Padahal penjelasannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kisah hidupnya. Namun ketika ia renungkan semakin dalam, analogi itu sangatlah cocok.
Bahwa ia bertemu dengan seorang pria yang sedang sekarat dalam urusan percintaan. Seorang pria yang pernah patah hati hingga mati rasa. Jantung bagian percintaannya berhenti berdetak. Lalu dengan polosnya, Adis mencoba memberikan pertolongan dengan cara menyentuh jantung hatinya. Memberi tekanan-tekanan cinta, berharap jantung hati pria itu akan kembali berdetak normal hingga bisa kembali merasakan jatuh cinta.
Namun sayangnya Adis tidak memperhitungkan lebih jauh lagi bahwa berhasil atau tidak berhasilnya resusitasi yang ia berikan pada pria itu, tetap akan menimbulkan efek patah hati.