[Teenfiction/On Going] ... Dia Badai. Kata orang, menjauhinya lebih baik. Kata orang, mengabaikannya adalah hal yang tepat. Dan kata orang, dia badai yang menakutkan. Badai Tenggara, ranahnya hanya luka. Terlahir dari sebuah kesalahan dan penyesalan bukanlah keinginannya. Namun, skenario semesta sudah tertulis dengan begitu apik, ia tak mampu mengubah lagi meski ingin. Hidup di tengah keluarga yang menatap jijik ke arahnya adalah hal biasa. Apalagi yang bisa ia lakukan? Laranya sudah cukup banyak. Ibunya menyesal melahirkannya, neneknya membencinya, dan seluruh keluarganya tak pernah berhenti mengutuknya. Satu-satunya hero dalam hidupnya pun direngkuh Tuhan, kakeknya meninggal di saat huru-hura keluarganya yang begitu pelik dan kutukan aneh menimpanya-ia menyebutnya begitu. Dahulu sekali, bertemu dengan ayahnya adalah asa yang begitu ia damba. Namun, masa itu ternyata tiba juga, bukan lagi angan. Kehidupan canggung versi Badai pun berlangsung. Ia mendapat banyak gift dari semesta. Mulai dari bertemu ayah yang sulit ditebak, sahabat yang misterius, gadis tetangga sang atlet basket, dan dia caligynephobia. Seolah hal itu tak akan pernah lengkap jika satu lagi hal aneh dalam hidupnya tak disebutkan. Badai Tenggara seorang indigo. Bak sudah jatuh tertimpa tangga, hidupnya yang tak pernah damai semakin tak damai dengan serentetan drama kehidupan yang terjadi. Namun, tak bisa dipungkiri, Badai jauh lebih menyukai perannya dalam kehidupan sekarang daripada masa lalunya. Badai Tenggara adalah kisah klasik yang unik.