Namanya Hanun. Raihanun Althafunnisa, gadis bercadar yang selalu mencoba untuk memperbaiki diri dan memantaskan diri. Ia ingin menempuh jalan kebenaran, saat dulu hijab yang ia kenakan hanya sebagai kewajiban saja kini ia jadikan sebagai kebutuhan. Saat, dulu mengaji adalah hal sampingan saat ia sedang tida sibuk, kini berubah menjadi suatu kesibukan yang ahrus ia lakukan. Saat dulu berdzikir adalah hal yang selalu ia tinggalkan, kini menjadi suatu hal yang tak bisa ia lupakan. Saat dulu ia terlalu bermudah-mudahan saat bercengkrama dengan lawan jenis, kini hal itu menjadi hal yang sangat ia hindarkan. Walau begitu, ia selalu berharap pada Allah agar menyatukannya dengan seseorang yang ia kagumi dan ia cintai dalam diamnya. Yang ia harapkan akan menjadi pendamping dan pembimbing nya didunia maupun diakhirat. Sehidup maupun sesurga. Namun saat ada orang lain Yang datang mengkhitbahnya, saat itu ia bimbang. Apakah harus menerima dan berusaha mencintainya atau justru menunggu seseorang yang dicintainya?. Raihanun Althafunnisa "karena pilihan seorang wanita itu hanya dua, menerima yang datang melamar atau menunggu yang dicinta melamar"
1 part