Daniel sudah cukup membuat masalah dengan hidupnya. Ia ingin menjalani tahun ketiganya di SMA dengan tenang. Namun, ia justru harus berurusan dengan gadis yang luar biasa angkuh dan keras kepala. Sebagai musuhnya. Sialnya, Daniel memilih musuh yang salah.
Syvia Alejandro. Cantik, pintar, kaya, kesayangan para guru, dalam kata lain; sempurna. Berurusan dengan Syvia tak pernah menjadi hal bagus, apalagi menjadi musuhnya. Syvia bisa membuat dirinya menjadi pihak yang benar, bahkan meski dia yang bersalah. Tidak ada satu pun orang yang cukup bodoh untuk menjadi musuhnya. Kecuali satu orang.
Daniel dan Syvia bagai api dan air. Daniel yang penuh emosi dan Syvia yang selalu tenang. Namun, pepatah pun mengatakan, diam-diam menghanyutkan. Syvia adalah bukti nyata pepatah itu. Dan Daniel hanyut di sana.
Seperti sang ibu, Drizella juga dibawa ke masa lalu setelah gadis itu memakai kalung dengan liontin jam. Bedanya, kembalinya Drizella ke masa lalu adalah karena keinginannya, karena Drizella ingin bertemu dengan sang nenek, Ratu Eloise.
Drizella kembali ke Voxeoston di tahun 1946, gadis itu tidak hanya bertemu dengan sang nenek, ayah, bahkan keluarga sang ayah yang tentu saja tidak tahu tentang siapa dirinya. Namun, Drizella juga bertemu dengan seorang pemuda, pemuda yang biasa dipanggil dengan sebutan Captain Steve.