Prolog
"Mi aku gak mau di jodohkan, aku masih sekolah mi". Rengeng seorang gadis yang menolak perjodohan orang tuanya.
"Sayang ini demi kebaikan kamu juga" Jawab seorang ibu, bagaimanapun gadisnya harus menerima perjodohan ini, karena permintaan sang ayahnya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu.
"Tapi mi aku tetep gak mau, kebaikan apa mi?, gimana kalau nanti aku tidak bahagia? ". Jawabnya sedikit meninggikan suaranya, gadis itu takut kalau nanti orang yang bakal jadi suaminya tidak menerima kehadiran dia,dan ah gadis itu sudah berpikir yang enggak enggak.
"sayang...., ini permintaan terakhir papah kamu nak, terimalah "mohon sangat ibu dengan suara yang merendah sambil menundukkan kepala,dia tau bahwa anak kecilnya ini akan luluh jika sudah mendengar kata 'papah' karena anaknya ini begitu menyayangi ayahnya, sampaikan apa yang ayahnya mau dia selalu nurut.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan