Malam itu, aku menatap sayu wajah lugu yang sedang tertidur pulas, terlintas teringat masa silam yang pernah terjadi. Teringat dimana aku selalu meninggalkannya, bertaruh nyawa siang malam mencari nafkah, hanya selalu mementingkan pkerjaan demi masa depannya. "Ibu..?" suara anak ku yang terbangun dari tidur nya. "Iya nak, masih malam, adik kenapa bangun,?" jawab ku sambil mengelus halus tubuh nya.. "Ibu, kenapa menangis..?" serentak melihat tetesan air mata di wajah ku. "Ibu baik-baik saja, mungkin hanya kelelahan saja, masih malam, adik bobo lagi ya,?" sahut ku perlahan menghapus air mata ku.
Esok hari nya, ia terbangun dengan wajah yang ceria. dan ia pun mulai mengejutkan ku lagi dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak seharus nya di pertanyakan lagi. "Ibu, dari kecil aku tidak melihat ayah, ayah kemana,? Apakah aku tidak memiliki seorang ayah..?" Tanya anak ku dengan wajah yang menyimpan beribu kesedihan. Oh Tuhan, kenapa anak ku bisa bertanya seperti itu,? Apa yang harus aku lakukan, jujur kah,? atau terus saja harus membohongi nya,? gumam ku dalam hati yang sangat meliputi semua kegelisahan ini. "Adik, ayah sedang pergi jauh dulu, suatu hari nanti, adik pasti bertemu dengan ayah". jawab ku yang terpaksa membohongi nya.
Maafkan ibu dengan segala kesalahan ini, maafkan ibu yang tak pernah jujur. Ibu hanya ingin melihat mu tumbuh dewasa, menjadi anak yang soleh & pintar. Ibu tidak ingin melihatmu kecewa & bersedih. Bahwasanya, ayah mu lebih menyayangi anak-anak nya yang lain. Bahwa ayah mu lebih memilih keluarga baru nya di banding bersama kita.
Tuhan.. jika engkau menciptakan bulan & bintang untuk menerangi bumi, kenapa harus ada luka & duka yang selalu meliputi hidup ku. Tak Ada seorang anak yang kuat tanpa kehadiran Ayah & Ibu nya..
Cerita ini berisikan konten vulgar, dan hanya dikhususkan untuk pembaca diatas 18 tahun ke atas. Bagi yang merasa belum cukup umur, dimohon kesadarannya dalam memilih bacaan.