Temanku pernah berkata, "jangan menyerah kawan, kau hanya lelah, dengan kamu mengatakan bahwa telah melupakannya itu dusta, kalian jauh dari kata selesai. Dan yang harus kamu ingat adalah, tak ada perpisahan untuk seseorang yang mencintai dengan hatinya" Aku lelah, itu benar, bahkan teramat lelah. Pun sekali lagi ia benar, aku mencintaimu dengan seonggok gumpalan daging dalam diri ini. Seharusnya tak ada perpisahan bukan? Tapi sungguh semua tak seindah imajinasi. Ini kenyataan, bukan cerita khayalan penulis dalam novel percintaan. Aku sudah berada dipenghujung kesabaran. Ya Allah apa sabar ada batasnya? Jika iya, seberapa dalam kesabaran itu? Sampai kapan aku mengarungi samudera kehidupan dalam sesak. Hal yang selama ini ku pikir tergenggam erat, ternyata sudah lama terlepas. Nama yang sering ku sebut di sepertiga malam nyatanya telah lama menguap. Bukankah ini bentuk perpisahan yang nyata? Ya Allah apakah sabar ada batasnya? Bogor, 25 Maret 2020 -Todos los derechos reservados
1 parte