Malam ini benar-benar berbeda. Senyuman Adhitama memudar, mata yang biasanya terlihat selalu menyimpan beban tersebut seolah-olah meronta ingin berbicara. Tidak ada pesan ataupun panggilan yang biasanya Amara terima setiap hari.
Tetapi, malam ini sungguh berbeda. Anehnya, jantung Amara yang tadinya berdetak normal, menjadi dua kali lipat kencangnya.
"Jangan tinggalin gue, Amara." Adhitama menatap sorot mata Amara dengan tulus. Ia menggenggam tangan mungil Amara.
Kini keduanya berada di rooftop gedung apartment tempat Adhitama tinggal, sambil melihat keatas langit yang malam ini bertaburan bintang juga cahaya bulan sabit yang ikut memperindah.
"Nggak akan." Jawab Amara. Adhitama tahu betul, bahwa gadis yang disampingnya itu sedang tersenyum hangat, begitupun sebaliknya.