Catatan Juang by Fiersa Besari
  • Reads 25,343
  • Votes 607
  • Parts 34
  • Reads 25,343
  • Votes 607
  • Parts 34
Complete, First published Apr 08, 2020
Langsung baca aja!
All Rights Reserved
Sign up to add Catatan Juang by Fiersa Besari to your library and receive updates
or
#19qoutes
Content Guidelines
You may also like
Dikhitbah Anak Kyai ||Telah Terbit|| by devani302
54 parts Ongoing
Yang mau pesan novel di khitbah anak kyai, bisa hubungin langsung ke ig. Deva.ni4, nanti saya akan kirim link shopeenya. Jika mau pesan lewat saya pun bisa. TELAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA PUBLISHER! (Sebagian part telah di hapus) blurb : Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar nya, Anisa Ramadhani Shyhan memutuskan untuk masuk penjara suci, agar ia bisa lebih mendalami tentang agamanya. Masuk penjara suci di usia 13 tahun, tentu bukan hal yang mudah. Di pesantren bukan hanya tentang menghafal, atau belajar mandiri, tetapi juga tentang bagaimana kita menyikapi setiap problem dalam menjalani kehidupan di sana, yang memang jauh dari orang tua. Anisa menikmati kehidupannya di sana, dengan aman, tentram, dan damai. Suatu malam, ia tak sengaja bertemu dengan sosok laki-laki tampan yang ternyata adalah gus-nya sendiri. Awalnya pertemuan, Anisa merasa biasa saja. Namun entah mengapa hari semakin hari, ia merasa merindu. Hatinya selalu bergetar hebat jika kedua matanya tak sengaja bertemu dengan kedua matanya. Sejak itulah, Anisa selalu meminta petunjuk pada_Nya, dan ia tak pernah lupa menyelipkan namanya, di setiap do'anya. Sampai pada suatu hari, ia mengikuti lomba Ceramah, yang dilatih oleh gus-nya sendiri. Dan di hari itu juga, ia mendapatkan sebuah surat, dari seseorang. "Assalamualaikum dek. Hari ini, saya harus kembali. Semoga kita bisa bertemu kembali, suatu hari nanti. Dek, kita tidak bisa memilih, kepada siapa hati kita berlabuh. Begitu pun dengan saya. Demi Allah, dari pertama kali kita bertemu, saya merasakan getaran hebat di hati saya. Tanpa saya beritahu pun, pasti kamu sudah tahu, apa maksud dari kalimat saya itu. Saya tidak memaksa kamu untuk membalasnya, mau kamu balas atau pun tidak, itu hak kamu. Saya hanya mengatakan mengatakan apa yang saya rasakan. Jangan lupa berdo'a, dan sehat selalu ya dek. Sampai jumpa di esok hari."
You may also like
Slide 1 of 8
Dikhitbah Anak Kyai ||Telah Terbit|| cover
Good Girl [ E N D ]  cover
My Beloved Husband ✓ [ TERSEDIA VERSI PDF ] cover
ALASKA ー #TAMAT cover
Lovely Husband [END] cover
Imam Terbaik ✔ cover
EX HUSBAND (END) cover
Ender Boy [END] (Pindah Ke DREAME)  cover

Dikhitbah Anak Kyai ||Telah Terbit||

54 parts Ongoing

Yang mau pesan novel di khitbah anak kyai, bisa hubungin langsung ke ig. Deva.ni4, nanti saya akan kirim link shopeenya. Jika mau pesan lewat saya pun bisa. TELAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA PUBLISHER! (Sebagian part telah di hapus) blurb : Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar nya, Anisa Ramadhani Shyhan memutuskan untuk masuk penjara suci, agar ia bisa lebih mendalami tentang agamanya. Masuk penjara suci di usia 13 tahun, tentu bukan hal yang mudah. Di pesantren bukan hanya tentang menghafal, atau belajar mandiri, tetapi juga tentang bagaimana kita menyikapi setiap problem dalam menjalani kehidupan di sana, yang memang jauh dari orang tua. Anisa menikmati kehidupannya di sana, dengan aman, tentram, dan damai. Suatu malam, ia tak sengaja bertemu dengan sosok laki-laki tampan yang ternyata adalah gus-nya sendiri. Awalnya pertemuan, Anisa merasa biasa saja. Namun entah mengapa hari semakin hari, ia merasa merindu. Hatinya selalu bergetar hebat jika kedua matanya tak sengaja bertemu dengan kedua matanya. Sejak itulah, Anisa selalu meminta petunjuk pada_Nya, dan ia tak pernah lupa menyelipkan namanya, di setiap do'anya. Sampai pada suatu hari, ia mengikuti lomba Ceramah, yang dilatih oleh gus-nya sendiri. Dan di hari itu juga, ia mendapatkan sebuah surat, dari seseorang. "Assalamualaikum dek. Hari ini, saya harus kembali. Semoga kita bisa bertemu kembali, suatu hari nanti. Dek, kita tidak bisa memilih, kepada siapa hati kita berlabuh. Begitu pun dengan saya. Demi Allah, dari pertama kali kita bertemu, saya merasakan getaran hebat di hati saya. Tanpa saya beritahu pun, pasti kamu sudah tahu, apa maksud dari kalimat saya itu. Saya tidak memaksa kamu untuk membalasnya, mau kamu balas atau pun tidak, itu hak kamu. Saya hanya mengatakan mengatakan apa yang saya rasakan. Jangan lupa berdo'a, dan sehat selalu ya dek. Sampai jumpa di esok hari."