"Yakin masih mau pertahanin persahabatan ini? Ini mah udah hancur," Nala bertanya dengan menatap sahabatnya satu-persatu. "Kalo kayak begini terus, gue ga kuat!" lalu dia memegangi dadanya dan air mata terjun kembali kepipi melalui matanya. "Lo gila ya? Kita ini sahabatan udah hampir 10 tahun dan lo bilang semudah itu untuk menghancurkannya?" sarkas Diela mengernyitkan dahinya tidak mengerti dengan pikiran Nala. "Duh pusing gue! Gue juga capek, tapi gue ga bakal berpikir dengan semudah itu buat menghancurkan persahabatan ini," Cherry melanjutkan dengan tidak terima pula. "Untuk apa mempertahankan lagi? Kita juga sudah pada sendiri-sendirikan?" Jirene menatap sinis kearah Diela dan Cherry. Mizel membuka earphonenya, dia merasa gerah dengan pembicaraan para sahabatnya. Ini benar-benar keterlaluan. "Gue keluar!" Mizel lalu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar, perempuan itu tidak sedikitpun menatap sahabat-sahabatnya. "Segini aja batas persahabatan kita?" tanya Jinev tersenyum kecut lalu dia menyusul Mizel keluar. "Kak Jinev!" panggil Terra lalu perempuan itu menyusul Jineva keluar disusul oleh Cherry dan Diela. "Aku kecewa sama kalian. Aku kira kalian bakal mempertahankan persahabatan kita ga taunya seperti ini," Syenna lalu keluar sembari menangis.] Mora dan Jirene menenangkan Nala yang masih menangis hingga sekarang. Mora menatap kepergian beberapa sahabatnya. Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan persahabatan mereka semua? Apakah ini saja arti dari persahabatan yang sudah mereka bangun sejak lama lalu hancur menjadi seperti ini? Akankah persahabatan mereka terus berlanjut atau justru berakhir? ©20 December 2020, Puti Andini
27 parts