Beberapa tahun silam, ketika Sang MahaCinta mempertemukan kita adalah saat yang paling ku sesali dalam hidupku. Andai Doraemon ada didepanku, inginku mengulang waktu, inginku menghapusnya. Betapa tidak, kesalahan demi kesalahan menimpa diriku setelah itu. Kala itu, aku single, kau pun mengaku demikian. Kita jadi lebih akrab di moment yang membuat kita terus bersama itu. Dan akhirnya, aku tersadar, Kau adalah sebuah petaka begitu kau memasuki hidupku. Kekasih macam apa yang membawa mantan kekasihnya saat moment kencan berdua ? Dan aku, kau biarkan terluka sendirian, menahan cemburu dan menahan risih. Tak luput ku tanggung hinaan dan makian yang dialamatkan padaku karena tak mendengarkan orang-orang yang dulu pernah memintaku untuk tak menerimamu di hidupku. Betapa menyesalnya, pernah melakukan hal-hal gila yang tak seharusnya kulakukan bersamamu. Dengan tololnya, tepat di rooftop sebuah Villa di Kaki Gunung Wukir Mahendra, aku dan dirimu menantang Tuhan dengan saling berucap sumpah tuk selalu bersama hingga ajal dan berjanji tidak akan memiliki kekasih lagi. Hal itu akan selalu menjadi momok menakutkan dalam hidupku. Ketakutan itu pun, berimbas pada hatiku sampai sekarang, Kau memang petaka bagiku sejak awal. DIKA PRADANATous Droits Réservés
1 chapitre