Nuri tahu dirinya tidak akan memiliki masa SMU yang mengkilau dan meledak-ledak seperti cerita di film-film. Dia sudah terbiasa hidup tenang, menjadi anak penurut, dan hampir berbaur sempurna di latar belakang. Hidupnya sudah melelahkan dengan Mama yang suka mengatur. Jadi waktu Mala, sahabatnya yang otoriter, mengajak ke Bali, gurunya menunjuk Nuri sebagai perwakilan lomba pidato, dan Ojan, cowok yang, anehnya, naksir Nuri, dunia tenang Nuri jungkir balik. Menghadapi itu semua, Nuri tidak tahu apakah dia bisa kembali menjadi Nuri yang kalem.