Think Different
  • Reads 497
  • Votes 48
  • Parts 8
  • Reads 497
  • Votes 48
  • Parts 8
Ongoing, First published Apr 10, 2020
Violin Anastasia dan Aurora Berliana.
Mereka adalah teman sejak kecil, pertemanan mereka dimulai sejak memasuki Taman Kanak - Kanak. Mereka satu sekolah dan lebih tepatnya Ayah Violin (Mario) dan juga Ayah Aurora (Nando) memang satu pekerjaan jadi mereka memang sudah mengenal lama.

Kisah sedih pertemanan mereka dimulai saat keluarga Violin harus pindah ke Malaysia, di karena kan Ayah Violin ditugaskan pekerjaan di sana. Terpaksa mereka pun harus berpisah jarak Indonesia-Malaysia.

Memasuki Sekolah Dasar, Violin sudah tidak lagi di Indonesia karena pekerjaan Mario yang sangat sibuk dan akhirnya Violin dan Aurora pun tak pernah bertemu lagi sejak saat itu.

Bertahun lamanya mereka tidak bertemu, dan akhirnya tepat di saat Violin menginjak kelas 3 SMA ia kembali ke Indonesia, karena masa pekerjaan Ayah Violin yang sudah habis di Malaysia.

Dalam pertemuan keduanya itu merasa sangat bahagia. Namun tidak lama juga ada hal yang membuat persahabatan mereka harus terputus karena seorang cowok yang membuat keduanya jatuh hati.

Lantas, bagaimana kisah mereka?


                                  -----happy reading-----.
                                                   ❣❣❣
All Rights Reserved
Sign up to add Think Different to your library and receive updates
or
#173fiskiremaja
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
MAHESA cover
My Dangerous Junior cover
AV cover
Hypomone {ὑπομονή} || cover
I'm the Protagonist cover
THEORUZ cover
FIX YOU cover
I'm Alexa cover
Kaesar cover
Memilih Untuk Pergi  cover

MAHESA

50 parts Ongoing

Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira. "Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya. "Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes. "Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas. "Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue." "Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut. "Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh. Cerita dengan konflik ringan