Story cover for Real dream  by cikhiletta
Real dream
  • WpView
    Reads 67
  • WpVote
    Votes 6
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 67
  • WpVote
    Votes 6
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published Apr 10, 2020
Seorang prempuan bernama olivia mampu membuat seorang pria tampan yang bekerja di salah satu rumah sakit , kagum dan jatuh hati kepadanya. 

" saya akan memperjuangkan kamu liv " ucap pria itu lembut.

" tapi saya gak pantas untuk anda. Saya cuman seorang perempuan yang berasal dari keluarga yang tidak mampu" 

oliv memalingkan wajahnya seraya menutupi tetesan air matanya yang jatuh di pipi mulusnya.

" Pergilah. mungkin garis takdir kita berbeda " 

" Baiklah saya akan pergi tapi satu hal yang harus kamu tahu saya selalu mencintai mu olivia anatasya dan saya tahu kamu juga mencitai saya selamanya "

" Pergi!! "
All Rights Reserved
Sign up to add Real dream to your library and receive updates
or
#11mimpiku
Content Guidelines
You may also like
Jejak wasiat kakakku by grace348469
22 parts Complete Mature
Namaku Alya. Dan aku tidak pernah menyangka bahwa langkah kakiku suatu hari akan menggantikan jejak perempuan paling kuat yang pernah aku kenal: kakakku, Alisa. Sudah hampir setahun aku tinggal di rumah besar bercat abu muda itu, rumah yang dulunya hanya aku singgahi saat libur semester atau ketika merindukan masakan kakakku. Tapi sejak Alisa divonis kanker paru-paru stadium lanjut, rumah itu menjadi dunia baruku. Aku memilih cuti kuliah, meninggalkan kosan kecilku di Jogja, dan kembali ke kota ini-demi merawatnya. Aku masih ingat hari ketika pertama kali datang kembali ke rumah itu. Anak-anak Alisa, Rani dan Dafa, langsung berlari memelukku. Rani sudah kelas dua SD, dan Dafa masih TK. Mereka belum tahu betapa besar badai yang sedang menunggu kami semua. Dan di tengah rumah itu, ada sosok pria yang paling jarang bicara: Rayhan. Suami Alisa. Kakak iparku. Ia selalu tenang. Terlalu tenang, bahkan saat Alisa harus masuk rumah sakit untuk ketiga kalinya bulan itu. Ekspresinya nyaris tidak berubah-datar, kaku, dan kadang membuatku bertanya-tanya apakah ia benar-benar mencintai kakakku atau hanya hidup berdampingan karena kebiasaan. "Mas Rayhan, teh hangatnya," kataku malam itu, sambil meletakkan cangkir di meja. Ia hanya menoleh sekilas. "Makasih." Lalu kembali tenggelam di balik layar laptopnya. Begitulah Rayhan. Ia tidak pernah kasar, tidak pernah marah, tidak pernah meninggikan suara. Tapi juga tidak pernah benar-benar hadir. Ia adalah tipe laki-laki yang, entah kenapa, membuat dada terasa sesak hanya karena terlalu hening. Sementara itu, kondisi Alisa kian memburuk. Berat badannya turun drastis, rambutnya mulai rontok karena kemoterapi, dan batuknya sering berdarah. Tapi ia tetap tersenyum. Tetap berusaha mencatat tugas-tugas sekolah Rani, tetap memeluk Dafa sebelum tidur. Suatu malam, saat aku menemaninya di kamar, Alisa mem
Love Is You (Tamat) by Atiya_AW
39 parts Complete
Gadis pertama berdiri tegang melihat gadis kedua terduduk lemah di atas kursi roda. Wajah gadis kedua pucat. Ada kesakitan yang merayap di wajah gadis itu. Namun dia berusaha menyembunyikannya dengan memalingkan wajah. Gadis pertama masih shock sejak di IGD tadi dokter jaga menjelaskan bahwa kandungan gadis kedua tidak bisa dipertahankan lagi akibat perdarahan yang dialaminya. Gadis kedua hamil? Gadis kedua mengandung sebuah janin? Siapa... siapa yang melakukannya? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di kepala gadis pertama. Semua kebingungan dan kepanikan bercampur menjadi satu. Tidak tahu harus berkata apa. Tidak mengerti harus bertanya apa. Dia hanya diam membeku seperti orang bodoh. Tapi tatkala melihat raut wajah gadis kedua, gadis pertama tidak ingin bertanya apa-apa lagi. Apalagi ketika melihat gadis kedua menekuk perutnya karena sakit saat diminta berbaring di sebuah ranjang ginekologi, gadis pertama merasa iba. Belum hilang kebingungan mereka, pertanyaan seorang perawat malah membuat keadaan semakin menegangkan. "Di mana suaminya?" tanya perawat itu dengan suara datar. Sepertinya perawat itu sudah bisa mengira apa yang terjadi ketika ada seorang pasien yang datang bersama teman-temannya. Bukan keluarganya. Gadis pertama memandang gadis ketiga yang sedang berdiri di sudut ruangan. Gadis ketiga pun terdiam membeku tidak menjawab sepatah kata pun. Tapi matanya meredup lalu menundukkan kepalanya. Siapa suami gadis kedua? Menikah pun dia belum! Lalu sebuah suara lelaki menyentakkan mereka. Spontan mereka menoleh dan terkaget-kaget melihat siapa lelaki itu. "Saya suaminya." Bersamaan gadis pertama dan gadis ketiga melihat gadis kedua dengan ketegangan yang memuncak. Seolah menanyakan kebenaran jawaban lelaki itu. Tapi sayangnya gadis kedua memilih untuk berpaling. Lalu setetes air mata membasahi pipi gadis kedua. Melihat air mata itu, gadis pertama tidak perlu lagi bertanya. Dia sudah mengerti semuanya. Lalu tiba-tiba hatinya terasa sakit. Amat sakit.
You may also like
Slide 1 of 9
Jejak wasiat kakakku cover
Dijual Cepat Tanpa Perantara cover
Waves Of Amour cover
HEART RATE ( COMPLETE )  cover
DOKTER ITU SUAMIKU (On Going) cover
MAS, DOKTER AKU CINTA KAMU (TAMAT) cover
Summer On You [END] cover
Love Is You (Tamat) cover
Dear.  Pak DIMAS ( Selesai ) cover

Jejak wasiat kakakku

22 parts Complete Mature

Namaku Alya. Dan aku tidak pernah menyangka bahwa langkah kakiku suatu hari akan menggantikan jejak perempuan paling kuat yang pernah aku kenal: kakakku, Alisa. Sudah hampir setahun aku tinggal di rumah besar bercat abu muda itu, rumah yang dulunya hanya aku singgahi saat libur semester atau ketika merindukan masakan kakakku. Tapi sejak Alisa divonis kanker paru-paru stadium lanjut, rumah itu menjadi dunia baruku. Aku memilih cuti kuliah, meninggalkan kosan kecilku di Jogja, dan kembali ke kota ini-demi merawatnya. Aku masih ingat hari ketika pertama kali datang kembali ke rumah itu. Anak-anak Alisa, Rani dan Dafa, langsung berlari memelukku. Rani sudah kelas dua SD, dan Dafa masih TK. Mereka belum tahu betapa besar badai yang sedang menunggu kami semua. Dan di tengah rumah itu, ada sosok pria yang paling jarang bicara: Rayhan. Suami Alisa. Kakak iparku. Ia selalu tenang. Terlalu tenang, bahkan saat Alisa harus masuk rumah sakit untuk ketiga kalinya bulan itu. Ekspresinya nyaris tidak berubah-datar, kaku, dan kadang membuatku bertanya-tanya apakah ia benar-benar mencintai kakakku atau hanya hidup berdampingan karena kebiasaan. "Mas Rayhan, teh hangatnya," kataku malam itu, sambil meletakkan cangkir di meja. Ia hanya menoleh sekilas. "Makasih." Lalu kembali tenggelam di balik layar laptopnya. Begitulah Rayhan. Ia tidak pernah kasar, tidak pernah marah, tidak pernah meninggikan suara. Tapi juga tidak pernah benar-benar hadir. Ia adalah tipe laki-laki yang, entah kenapa, membuat dada terasa sesak hanya karena terlalu hening. Sementara itu, kondisi Alisa kian memburuk. Berat badannya turun drastis, rambutnya mulai rontok karena kemoterapi, dan batuknya sering berdarah. Tapi ia tetap tersenyum. Tetap berusaha mencatat tugas-tugas sekolah Rani, tetap memeluk Dafa sebelum tidur. Suatu malam, saat aku menemaninya di kamar, Alisa mem