"Apa Aira pantas bahagia Bunda?" tanya Aira pada Sang Bunda dengan berlinang air mata. Melihat putri semata wayangnya seperti itu sebagai seorang ibu yang melahirkannya ke dunia ia merasakan kesakitan yang sangat besar melihat kondisi putrinya yang dulu sangat ceria tapi menjadi seorang yang sangat pendiam dan kerap menyimpan kesedihan sekarang. "Tidak ada yang tidak pantas Aira. Kamu juga berhak bahagia. Lupakan masa lalu, kamu sudah berusaha menebus kesalahan kamu dengan berusaha menjadi lebih baik lagi...," ujar Sang Bunda sembari mengusap lembut kerudung anaknya. "Tapi...Aira merasa kotor Bunda. Aira merasa tidak pantas untuk bersanding dengan Mas Fahzri...," ucap Aira. "Dia menerima kamu apa adanya Nak. Dia menerima kamu dengan semua masa lalu kamu. Apalagi yang kurang darinya? Di zaman sekarang ini sulit sekali mendapatkan pendamping seperti dia Nak. Terima saja dia dengan ikhlas...," ujar Sang Bunda. "Tapi Aira.....," "Apa kamu masih memikirkan dia, Nak?" tanya sang Bunda kemudian. Aira terdiam mendengar pertanyaan yang terlontar dari sang Bunda tentang lelaki itu. Lelaki yang pernah membuat hidup Aira serasa bagai di neraka.Todos los derechos reservados