27 Januari 2014 Senja masih sama Masih seperti kemarin Masih ada camar yang terus menari Masih ada mentari dengan warna kemerahan Saat cerita kita ungkap kan Pada masa yang kita tuliskan Hingga waktu berarak pada jarak kehidupan, seakan tanpa kesudahan Kita membangunkan yang mati Yang hanyut dalam suka cita Dan kita terus berlomba menyatukannya Senja mulai merangkak turun perlahan, hilang pada catatan harian kunyahan nestapa Membangkitkan sukma yang tertoreh Mengiang, berdesing pada jerit takdir Tak selesaikah senja untuk menjabarkan Tentang waktu yang berakhir Harusnya lah tak lagi waktu ada dalam janji, di dalam kata yang berpoligami Dalam kembaran kuadrat akar resah. Ntah apa yang bisu Ntah apa yang tertulis tak terbaca lagi Hingga lupa akan hari Hingga senyum genit pada tanda baca Yang nista terengkuh Yang benar hanya tawa dipersembahkan. Bagi mu senja, Warna tak lagi sama Tawa dan tanya kepalsuan Terjawab pada episode yg berulang. Bagi mu senja, engkaulah itu kesetiaan! Yang hilang Yang lenyap dalam satu tarikan nafas