Ryon butuh kepastian, sedangkan Kikan masih butuh waktu. Keduanya betah berkecimpung dalam zona penuh kebungkaman atas hati masing-masing. Ryon mulai lelah. Kikan tidak ingin Ryon menyerah. Entah siapa yang lebih dulu menghentikan kebungkaman tersebut. Mengikhlaskan duka dan mulai terbuka untuk masalah hati.