"Kenapa nggak hujan-hujanan aja, biar kayak Dilan-Milea," ucap Nana asal. Revan terbahak, "lo bego, ya? Mana mau gue hujan-hujanan sama lo." Pemuda itu terbahak sekali lagi. "Lagian lo siapanya gue? Pacar bukan, tunangan bukan, temen juga bukan. Kita cuma nggak sengaja ketemu di kantin, 'kan?" Revan bertanya di akhir kalimatnya memastikan bahwa benar gadis ini pernah ditemuinya di kantin. "Iya, sih. Harus jadi pacar dulu ya biar bisa pelukan di bawah hujan?" Nana bertanya polos yang langsung disambut Revan dengan tawa menggelegar, mengalahkan petir yang menyambar. "Iya, sayang." "Kok ..., sa-ya-ng?" tanya Nana gelagapan. "Lo mau pelukan di bawah hujan, 'kan? Ayo?" ajak Revan, dengan wajah tidak merasa berdosa. "Ayo apa?" Nana berusaha memastikan lagi. "Ayo pacaran?" Copyright ©Dedyana Kamis, 16 April 2020