Warning...!
Adult 21+
.
.
.
" Terimakasih saja tidak cukup, sayang..." ringis Barrack menatap ke dalam manik Helena.
Helena memutar bolanya ke atas, sungguh ia bertahan membetengi hatinya selama bertahun - tahun agar tak jatuh pada pesona atasannya ini.
" Baiklah selesai... mungkin anda harus istirahat sejenak. Mengingat pipi anda masih memerah, Mr...." Helena membereskan obat - obat yang barusan ia gunakan untuk mengobati pipi Barrack, hendak bangun dari posisinya.
Barrack mencekal pergelangan tangan Helena.
" Kau tau... aku tak bisa membayangkan. Ada lelaki lain menyentuhmu, apalagi menampar pipimu ini..." Barrack memandang lekat manik Helena, mengusap lembut pipinya.
Helena menutup matanya merasai kehangatan dari usapan lembut Barrack dipipinya.
Helena kalah, benteng pertahanannya runtuh. Merasakan kehangatan dan kelembutan yang diberikan Barrack padanya.
Perlahan Helena membuka matanya, menundukkan kepala, menuju wajah Barrack yang berada di atas pahanya, bibirnya bergerak menuju bibir Barrack.
Barrack terlampau kaget dengan gerakan tiba - tiba Helena, namun tak urung ia perlahan menutup matanya merasai kecupan Helena dibibirnya.
Hanya beberapa detik, Helena kemudian melepaskan ciumannya dibibir Barrack.
" Ciuman itu jangan nanggung, Helen..." Barrack bangun mengambil posisi duduk, tangannya terjulur menuju leher Helena, ditariknya kepala Helena, didekatkan wajahnya, bibirnya langsung melumat bibir Helena.
.
.
.