Perasaan Retta sangat hancur pada malam itu. Ia benar-benar kehilangan kepercayaan sahabat dan keluarganya. Dan juga, ia barusaja memergoki Dave yang entah mengapa ia bisa jadikan lelaki brengsek itu kekasihnya jalan bersama si cabe Bella. Satu hari bertubi-tubi ditampar kenyataan. Retta kehilangan semua, seolah hidupnya hilang kendali hingga dirinya terdampar dipersimpangan jalan Pusat Kota bersama kantong-kantong belanjaan di mall. Retta sudah mengutuk dirinya sudah tidak waras. Karena ia ingin seseorang disamping, setidaknya mendengarkan curahan hatinya. Dan Raka Nugraha kebetulan datang gitarnya. Cowok konyol nan menyebalkan seantero sekolah itu menyapa dan mengajak Retta secara tidak langsung ke dunianya Raka yang sederhana, lepas, dan bebas dijalanan. Tiba-tiba saja Retta melupakan segala yang membebani pikirannya. Ia terbuai manisnya dengan kata-kata Raka yang dahulu menurut Retta sangat norak dan sok puitis. Hanya bersama Raka Retta bisa tertawa lepas, berteriak sekencang-kencangnya, bernyanyi dijalanan, berjalan-jalan tanpa alas kaki, melakukan hal yang Retta suka selagi batas wajar, dan terpenting hanya bersama Raka Retta bisa menikmati indahnya suasana senja dan malam dari atas genteng rumah Dusun. _________________________________________________________ "Jangan terlalu banyak ngenal saya, Tuan Puteri. Bahaya buat cewek kaya tujuh keturunan kayak kamu." Retta terkekeh geli mendengarnya, "Memangnya kenapa? Kalau saya orang kaya kamu orang biasa memangnya tidak boleh berteman kan sama-sama manusia." "Bukan begitu Puteri. Nanti kalau Tuan Puteri jatuh cinta pada saya bagaimana?" "Paansi lo, gak mungkinlah." Retta sebisa mungkin Raka yang mencoba menggodanya. Raka tersenyum tulus, "Benar ya, kalau saya hilang Tuan Puteri janji jangan mencari saya." Dan kata-kata Raka itu benar terjadi adanya.All Rights Reserved
1 part