Kisah ini menceritakan tentang kehidupan seorang putri yang selalu berharap keluarganya akan selalu hidup bahagia, harmonis, tanpa ada kesedihan.
Namum, harapan itu sirna ketika sang cinta pertama, pahlawan hidupnya, yaitu sang ayah telah menghancurkan harapannya dengan menikahi wanita lain.
Ayah menikah sejak Nasywa masih kecil. Kala itu sang ayah menceritakan semuanya tanpa ada yang disembunyikan.
Detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun Nasywa lalui, kekecewaan yang ada pada dirinya bahkan dia pendam sendiri, dia harus kuat, dia tidak boleh lemah, karena ada sosok malaikat yang harus dia jaga, yang harus dia sayangi sepenuh hati, yang membutuhkan kasih sayang, semangat dari anak-anaknya, terutama Nasywa.
Nasywa hanya bisa mengikuti takdir yang Allah beri, mungkin ini yang terbaik yang Allah beri untuk keluarganya. Dia menjalani hidup mengikuti alur kehidupan, karna dia percaya bahwa Allah merupakan sebaik-baiknya sutradara kehidupan. Apapun yang terjadi kelak pada Nasywa dan keluarganya itu semua atas izin Allah.
(TAHAP REVISI)
Nissa adalah siswi kelas XI IPA1 yang menyukai Nathan. Teman sekelas sekaligus The Most Wanted Boy SMA Bintang Mandiri.
Berbagai hinaan dan cacian yang ia dapatkan tidak dipedulikannya, karena baginya yang terpenting adalah mendapatkan cinta seorang Nathan Lamborghini Tara. Semua berjalan mulus hingga seseorang di masa lalu Nissa datang disaat saat ia sudah lelah dengan semua perjuangannya.
***
"Lo itu murahan atau apa, sih? Udah berapa kali gue bilang, jangan pernah deketin gue lagi. Lo budeg atau tuli, sih?" Nathan berucap ketus seraya menatap wajah perempuan yang sedang menunduk didepannya.
"Huuu," sorak siswa siswi yang berada disana.
"Gue emang udah tuli gara gara lo, tapi gue bukan murahan," Nissa menjeda sebentar. "Lo bilang gue pengganggu? Gue cuma pengen dapetin hati lo, apa itu sulit?"
"Tapi gue enggak suka sama lo. Lo cuma pengganggu di hidup gue,"
Nissa tersenyum getir. "Gue pengganggu?" tanya Nissa dengan suara bergetar. "Fine, mulai sekarang gue gabakal ganggu lo lagi." Hati Nathan terasa tidak rela mendengar itu. Ia terus menatap langkah Nissa yang berjalan semakin jauh didepannya.