Seana, salah satu primadona di SMA Pelita Harapan. Dia gadis multitalenta yang memiliki banyak bakat. Hidupnya nyaris sempurna, memiliki keluarga harmonis, harta berlimpah, pacar idaman, tak ada cela dalam hidupnya.
Namun, semua itu berubah dalam sekejap mata. Seana yang berada di atas angan, terhempas ke dasar jurang derita. Kehidupannya berubah derastis, berbanding terbalik dari sebelumnya. Semua berakhir kacau, tak terkendali.
Seana mulai putus asa, nyaris memilih jalan pintas. Hingga, kemunculan surat-surat misterius yang merubah kembali kehidupannya. hidupnya yang sempat kelam, sedikit lebih berwarna.
Namun ada satu hal yang mengganjal di hati Seana. Siapakah sang pengirim surat?
Ini kisah mereka yang mencoba bertahan dari keterpurukan, dari orang-orang yang menghakimi tanpa punya rasa empati sedikitpun.
Aku kira aku akan berakhir dengan nama belakangmu, duduk di teras rumah waktu pagi dan sore, memperhatikan anak-anak kita tumbuh besar dan kita menua bersama.
Aku ingin kamu merasakan teh buatanku karena kopiku tidak baik untukmu. Aku ingin berada disampingmu saat pagi masih dingin dan sejuk, lalu engkau aku peluk.
Namun sayangnya semuanya berubah, jangankan nama belakangmu, namamu bahkan tidak pernah lagi menghiasi notifikasi ponsel ku.
Tapi jikalau kamu membaca tulisan ini, tolong ingat seperti inilah perasaan ku terlukis, bagaimana aku berterima kasih padamu karena datang dan pergi. Aku harap kamu bahagia.
Dariku.
Perempuan yang tidak kau beri ucapan selamat tinggal.