[DALAM PROSES REVISI ; REVISI BERTAHAP] Jakarta tidak seburuk itu, pikir Liana. Pandangan pertama terhadap Jakarta membuat Liana melihat Jakarta dengan sudut pandang yang berbeda. Sejauh ini, Liana menikmatinya. Hanya saja, dari sekian banyaknya manusia kenapa Liana harus bertemu Nuca? Laki-laki dingin yang menurutnya menyebalkan. Meski pada akhirnya Liana tidak pernah menyangka, bahwa akan jatuh dalam pesona Nuca. Tetapi ketika suatu kebenaran terungkap. Akankah semua tetap baik-baik saja? Bagaimana jika aku yang tidak bersalah, harus menanggung resiko atas kesalahan yang tidak aku lakukan. Apa ini wujud dari ketidakadilan semesta? "Pergi." - Ranuca Dharma Semua berubah dengan sekejap. "Tapi kenapa?" - Liana Ayesha