"Apa kamu boneka ayah?" Dia menatapku sekilas, dengan wajah lempeng. Selempeng talenan. "Heh! Ivan!" Bicara dengannya benar-benar menguji kesabaran. Pria tanpa ekspresi itu hanya tak bergeming. Benar-benar menyebalkan. "Apa kau menikahiku karna utang bidimu pada ayah, hah?" "Kalau tau, tidak perlu bertanya," jawabnya ... datar. Ingin sekali aku teriak di depan wajahnya dan mengusir dia dari kamarku. Kamar yang sekarang aromanya tercemar oleh ... parfumnya. Menyebalkan.