Seorang gadis yang begitu mencintai gulita, ia tidak pernah mengharapkan bagaskara menyapanya. Saat semua orang benci sendiri, ia lebih mengharapkan sunyi menenggelamkannya. Nyaman, bukan tentang keramaian.
Kegelapan yang ada dalam hatinya seketika sirna saat seseorang meneranginya. Bagas Iqbal Pranaja, seorang laki-laki tampan menariknya untuk lepas dari dunia kesendirian.
"Gue tahu lo gak bisu!" teriak seseorang membuat langkah Kara terhenti.
Kara Anastasya, seorang gadis yang terjerat sepi bahkan enggan untuk berada di keramaian. Kara membalikkan tubuh menatap sosok laki-laki yang meneriakinya. Kara hanya tersenyum, lalu melanjutkan langkahnya.
"Siapa pun lo, gue akan temuin lo lagi," pikir Bagas.
Semua masalah dalam hidupnya dan perubahan Kara dimulai sejak orang tuanya tertangkap korupsi dan meninggal saat melarikan diri. Kara terpaksa hidup sendiri dengan warisan yang tidak disita karena murni bukan hasil korupsi. Warisan itu lebih dari cukup untuk membuatnya tetap kuliah dan melanjutkan hidup. Namun, insiden orang tuanya mampu menghilangkan keluarga lainnya, bahkan orang-orang enggan berdekatan dengannya.
Kara tidak peduli dengan semua, ia terus bertahan hidup meski sendiri. Sampai, ia terbiasa untuk diam dan tidak berbicara. Mungkin, ia hanya berbicara seperlunya. Bukan dingin, ia lebih dari itu.
#16-sendiri(25-05-2020)
#45-aku(13-07-2020)
#6-sepi(22-05-2020)
#1-tentangaku(06-06-2020)
Instagram : @silvi.hime
Silakan mampir, semoga suka!❤
📩Biasakan meninggalkan vote dan komen. Tidak perlu sungkan untuk berkomentar, aku siap merevisi bagian yang typo. Terima kasih telah bertamu atau sekadar singgah, bahkan menetap bersama ceritaku.❤
Star : 19 April 2020
Finish : ✔