"Haikal," ucap Kai diiringi isakan pilu, membuat Haikal yang sedang dikuasai api kemarahan menghentikan pukulannya, dan langsung berlari kearah kai. Dia memeluk tubuh gadis yang sedari dulu selalu menempati hatinya, sekalipun rasa sakit itu masih ada setiap dia melihat wajah gadis itu, isakan Kai semakin deras dalam pelukan haikal, makin lama makin deras yang kemudian berubah menjadi raungan penuh kesakitan. "Maafin saya yang udah telat bantuin kamu," ucapnya, Kai tidak menjawabnya, dia terus menangis membuat hati Haikal teriris-iris melihatnya. "Kai," panggil Lilya dan Salsa bersamaan, mereka menatap Kai khawatir, mengerti keadaan, Haikal melepaskan pelukannya, membiarkan kai ditenangkan oleh kedua sahabatnya. Keduanya langsung menyerbu kai saat pelukan haikal terlepas, mengusap-usap punggung kai yang masih terisak parah. Haikal bangun dari posisinya, bersiap untuk pergi. "Kemana?" Tanya Kai serak, secepat kertas terbakar api, secepat itu pula sikap haikal berubah, bahkan dia pergi tanpa menjawab perkataan Kai. This is not a true story, or maybe true?
1 part