ADHARA VEGA ALGIEDI, gadis cantik, cerdas, multitalenta, famous. Kata orang hidup Dhara sempurna tanpa celah, apapun yang ia mau pasti akan ia raih. Kata orang dhara introvert. Kata orang juga dhara dingin, Susah ditebak. Yaaa itu semua kata orang, yang hanya melihat dhara dari covernya. Bagi dhara hidupnya tak lebih seperti bunglon yang harus bisa berkamuflase disetiap lingkungan. Kata siapa hidup Dhara sempurna? Dhara jauh dari kata itu. Dhara tidak butuh ketenaran, kecerdasan, atau apapun yang orang lain katakan tentang dirinya. Dhara hanya butuh kebahagiaan. Cukup.
"ADHARA, artinya bintang. Tapi kenapa gak nampakin sinarnya?" Ucap seorang lelaki yang tiba-tiba menghampiri dhara. Di lihatnya gadis yang kini termenung disampingnya, raut wajah yang tidak menampakkan ekspresi apapun, membuat setiap orang yang melihat tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan gadis itu.
"Lo tau land?..." Jeda Dhara dengan pandangan kosong kedepan tanpa melirik lelaki disampingnya.
"Awalnya Adhara itu bintang yang paling terang karena dekat dengan matahari, gak ada bintang secermelang itu."
Lelaki yang dipanggil "Land" itu hanya menatap dengan raut wajah yang kebingungan, entah Dhara terlalu mengejutkan dengan pikiran-pikirannya.
"Lalu kenapa sekarang gak bisa seterang itu?."
"Karena, matahari gue pergi land, gue kehilangan matahari gue, gue kehilangan penerang gue land." Kini ia melirik dengan tatapan sendu, sangat terlihat raut kesedihannya.
" Lo itu bintang ra, bintang memancarkan sinarnya sendiri." hening. tak ada yang menyaut.
" kalo lo lupa, nama gue Leandre Aland Aleodoro, artinya terang seperti matahari, dannn.." ia melirik gadis itu, masih dengan tatapan sendunya. "Eleodoro, hadiah dari matahari."
"Jadiii??" Kini Dhara menatap aland dengan raut wajah yang sulit diartikan. Dara tidak menyangka makna nama aland hampir sama dengan sang mataharinya.
"Izinin gue Jadi penerang lo ra."