"Irana, jangan tinggalkan aku..." sebuah suara gadis, dengan sedih memanggil namaku Aku merasakan sensasi yang basah dipipiku, tetapi aku tidak menangis 'Apakah... Gadis ini menangisiku? Tapi kenapa?' "IRANA!" "Ayo pergi, Irana" sebuah pria dengan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya, menjulurkan tangannya padaku "Malaikat Maut?" Dia menuntunku kedepan sebuah pintu berwarna putih, dengan perlahan membukanya untukku, dengan lembut dia mendorongku kedalam, aku terjatuh diruangan putih, sambil berteriak aku menutup mataku "Tuan Putri... Tuan Putri Evangeline?" Saat aku membuka mataku... 'DIMANA INI? SIAPA ANDA WAHAI PEMUDA TAMPAN?' "Bwa bwa bwa bwa...?" Itu suaraku? "Aww.. Tuan Putri sangat imut" 'Tuan Putri? Pemuda tampan?' Aku terbangun disebuah dunia novel, novel favoritku, dan sedihnya lagi... 'Aaakh! Akulah Tuan Putri menyedihkan yang akan mati!' Dan harus hidup dengan ayah tampan yang kejam dan dingin, tapi... "Kau adalah Putri sang Kaisar terkuat, kata-kata dan keinginanmu adalah hukum. Camkan itu! Pelayan konyol dan penyayang, yang ketampanannya setingkat dengan Kaisar "Hari ini Tuan Putri sangat cantik, tapi setiap hari cantik sih..." Dan kakak laki-laki dan perempuan yang isengnya minta ampun, tapi sebenarnya baik?! "Halo, peri kecil, hari ini kau ingin menggangu siapa dengan wajah imutmu?" "Evangeline! Gaun macam apa itu? Jelek sekali, kau harus kekamarku! Kita harus mengubah pakaianmu!" Jangan lupakan kakak kembar yang tidak kalah konyol dan posesif "Evangeline tidak boleh menikah sama sekali! Kecuali denganku..." Malaikat Maut yang mengikutiku dan menawarkan untuk membunuh orang yang tidak kusukai?! "Kenapa? Ingin kubunuh dia?" Juga antagonis utama yang tergila-gila padaku "Tuan Putri! Bolehkah aku memeluk Tuan Putri?" Semuanya sia-sia, karena suatu hari aku hanya akan mati lagi, Namun... Hingga sang protagonis datang, aku akan menikmati hari-hari sebelum kematianku juga datang ✍💜 •My own
1 part