Story cover for Angel [On Going] by aquarius-1424
Angel [On Going]
  • WpView
    Reads 716
  • WpVote
    Votes 64
  • WpPart
    Parts 12
  • WpView
    Reads 716
  • WpVote
    Votes 64
  • WpPart
    Parts 12
Ongoing, First published Apr 20, 2020
"Satriaa" 

"Maaf aku harus pergi.. aku ngga pantes buat jadi satria kamu."

"Jangan pergii.."

"Sampai kapan pun kamu akan tetap menjadi malaikatku" 


■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Penasarankan??
Skuy dibaca..

Ceritanya aku bikin karena bosen selama #dirumahaja
Semoga kalian suka ceritanya😁😁
Jangan lupa vote and comment

Enjooy!!


⚠️Warning!!⚠️
Dilarang keras untuk copy cerita ini!!!
Karena aku bikin ceritanya dengan imajinasiku sendiri. Kacian akunya bikinnya ampe tengah malem☹☹

Jika ada kesamaan cerita, tokoh, nama dan kejadian, itu tidak disenganja
All Rights Reserved
Sign up to add Angel [On Going] to your library and receive updates
or
#291kanker
Content Guidelines
You may also like
Bawa Aku Pulang (End) by Rizardila
9 parts Complete
By a True Story Tentang dua anak muda yang menghabiskan waktunya bersama di masa putih abu-abu. -- Ponselku bergetar. Layarnya menyala terang. Nama Widya muncul di sana. "Za. Belum tidur?" Tanyanya dalam pesan itu. Aku melirik jam yang terdapat di sudut kanan atas layar ponsel, mendapati kini sudah jam dua pagi. "Belum, kenapa, Wid?" Aku bertanya balik. "Temenin gue teleponan dong! Gue enggak bisa tidur, nih." Sebenarnya, walau berada di kamar, aku sedang sibuk bekerja dengan komputerku. Namun, sejak mengenalnya delapan tahun lalu, aku selalu saja tidak bisa menolak permintaannya. "Oke." Balasku singkat sebelum akhirnya ponselku berbunyi, ada telepon masuk darinya. "Masih kerja?" Terdengar suaranya di sebrang sana. "Udah selesai, kok." Aku terpaksa berbohong. Padahal, aku mengesampingkan pekerjaanku untuknya. "Kenapa? Kok susah tidur? Emangnya mikirin apaan?" "Enggak tau, nih. Akhir-akhir ini, rasanya susah banget tidur cepet." "Lu kebanyakan tidur siang kali? "Bisa jadi, sih. Soalnya gue tidur bangunnya agak siang. Hahaha. Omong-omong, gue ganggu, enggak?" "Ganggu? Enggak, kok." "Emang lu lagi di mana, Za?" Tanyanya. "Di kulkas." "Hahaha." Ia tertawa. Aku selalu suka mendengar tawanya. "Serius ih! Lu lagi di mana?" "Di rumah, Wid. Kenapa, sih?" "Gapapa, nanya aja." Balasnya. "Oh iya, selain kerja, lu sibuk apa lagi deh akhir-akhir ini, Za?" Tanyanya padaku. Entah apa jawabanku atas pertanyaan itu. Yang jelas, aku bicara dengannya cukup lama. Mulai dari membicarakan soal kesibukan selain pekerjaan, sampai akhirnya membicarakan masa-masa SMA, dulu. Iya, Widya adalah temanku saat masih SMA. Aku mengenalnya sejak delapan tahun lalu. Aku ingat bagaimana aku mulai mengenalnya waktu itu.
Epiphany - Lee Jeno [SELESAI-REVISI]  by AbiyaFatma14
43 parts Complete
Kisah hidup seorang Nabila Aneisha Queenza, gadis berusia 17 tahun yang mengidap sebuah penyakit mematikan sejak usia nya belia. Sejak kecil dia tidak pernah bisa berbaur dan bermain dengan teman teman seusianya, karena rasa sakit dari penyakit yang dideritanya membuat dia kehilangan semua momen bersama teman temannya sebab harus menghabiskan waktunya di rumah sakit. Namun siapa sangka gadis itu tanpa sadar malah mengungkap kisah hidup seorang Nabiel Alvarendra. Cowok pendiam dingin dengan sejuta misteri didalamnya, membuat perempuan manapun bisa terhanyut dalam wajah sosok tampan yang ternyata mematikan itu. ❄️R Nabiel Alvarendra : Lo nggak pernah tau rasanya jadi gue karena Lo nggak perna berada di posisi gue, yang harus dihantui oleh penyesalan di masa lalu setiap harinya. 🌼Nabila Anisha Queenza : Lo nggak pernah tau rasanya jadi gue, yang nggak pernah bisa ngerasain rasanya bisa main bareng temen temen karena lebih banyak hari yang gue habisin di rumah sakit dari pada di sekolah atau dirumah. Lo nggak tau rasanya setiap satu bulan sekali harus kritis di rumah sakit berjuang antara hidup dan mati tapi gak ada papa atau bunda, orang paling Lo sayang dan percaya yang nyemangatin Lo untuk itu. Lo nggak tau rasanya ditinggal sama kedua orang tua Lo disaat Lo bener bener butuh banget sama kehadiran mereka ada disisi Lo. "Bil please, jangan tinggalin gue. Lo kan udah janji nggak bakalan pergi dari gue !!" "Cinta itu nggak selamanya indah bil, meskipun sakit terkadang itu juga cinta. Meskipun buruk, terkadang itu juga cinta. Dan meskipun hancur, terkadang itu juga cinta." 🌼❄️🌼❄️🌼
You may also like
Slide 1 of 10
Bawa Aku Pulang (End) cover
I'm NOT OKAY ~ END cover
أنا آسف صديقي (Maafkan Aku Sahabat) [End] cover
Juan [REVISI] cover
Terima kasih Ravindra cover
Andara(completed) cover
the Edge. cover
Different Twins [END]✓ cover
Anissa Almaera [COMPLETED] cover
Epiphany - Lee Jeno [SELESAI-REVISI]  cover

Bawa Aku Pulang (End)

9 parts Complete

By a True Story Tentang dua anak muda yang menghabiskan waktunya bersama di masa putih abu-abu. -- Ponselku bergetar. Layarnya menyala terang. Nama Widya muncul di sana. "Za. Belum tidur?" Tanyanya dalam pesan itu. Aku melirik jam yang terdapat di sudut kanan atas layar ponsel, mendapati kini sudah jam dua pagi. "Belum, kenapa, Wid?" Aku bertanya balik. "Temenin gue teleponan dong! Gue enggak bisa tidur, nih." Sebenarnya, walau berada di kamar, aku sedang sibuk bekerja dengan komputerku. Namun, sejak mengenalnya delapan tahun lalu, aku selalu saja tidak bisa menolak permintaannya. "Oke." Balasku singkat sebelum akhirnya ponselku berbunyi, ada telepon masuk darinya. "Masih kerja?" Terdengar suaranya di sebrang sana. "Udah selesai, kok." Aku terpaksa berbohong. Padahal, aku mengesampingkan pekerjaanku untuknya. "Kenapa? Kok susah tidur? Emangnya mikirin apaan?" "Enggak tau, nih. Akhir-akhir ini, rasanya susah banget tidur cepet." "Lu kebanyakan tidur siang kali? "Bisa jadi, sih. Soalnya gue tidur bangunnya agak siang. Hahaha. Omong-omong, gue ganggu, enggak?" "Ganggu? Enggak, kok." "Emang lu lagi di mana, Za?" Tanyanya. "Di kulkas." "Hahaha." Ia tertawa. Aku selalu suka mendengar tawanya. "Serius ih! Lu lagi di mana?" "Di rumah, Wid. Kenapa, sih?" "Gapapa, nanya aja." Balasnya. "Oh iya, selain kerja, lu sibuk apa lagi deh akhir-akhir ini, Za?" Tanyanya padaku. Entah apa jawabanku atas pertanyaan itu. Yang jelas, aku bicara dengannya cukup lama. Mulai dari membicarakan soal kesibukan selain pekerjaan, sampai akhirnya membicarakan masa-masa SMA, dulu. Iya, Widya adalah temanku saat masih SMA. Aku mengenalnya sejak delapan tahun lalu. Aku ingat bagaimana aku mulai mengenalnya waktu itu.